oleh

Bupati Minsel Tandatangani Kerja Sama PLN Terkait Pembayaran Pajak Penerangan Jalan

TERASKATA.COM, Minsel – Apa itu fly ash? Fly ash adalah residu halus yang dihasilkan dari pembakaran batu bara yang dihaluskan dan diangkut dari ruang bakar oleh gas buang. Lebih dari 61 juta metrik ton (68 juta ton) abu terbang diproduksi pada tahun 2001.

Dari mana fly ash berasal? Fly ash diproduksi oleh pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar
batubara. Biasanya, batu bara dihancurkan dan ditiupkan dengan udara ke dalam ruang bakar boiler
di mana dibakar dan menghasilkan panas. Tabung boiler mengekstrak panas dari boiler, mendinginkan
gas buang dan menyebabkan residu mineral cair mengeras dan membentuk abu.

Partikel abu kasar, disebut sebagai abu bawah atau terak, jatuh ke dasar ruang bakar, sedangkan partikel abu halus yang lebih ringan, yang disebut abu terbang, tetap tersuspensi dalam gas buang. Sebelum membuang gas buang, fly ash dihilangkan dengan perangkat kontrol emisi partikulat, seperti presipitator
elektrostatik.

Di mana fly ash digunakan? Saat ini, lebih dari 20 juta metrik ton (22 juta ton) abu terbang digunakan
setiap tahun dalam berbagai aplikasi teknik. Aplikasi rekayasa jalan raya yang umum meliputi: beton
semen portland (PCC), stabilisasi tanah dan dasar jalan, pengisi yang dapat mengalir, nat, pengisi
struktural dan pengisi aspal.

Apa yang membuat fly ash bermanfaat? Fly ash paling sering digunakan sebagai pozzolan dalam
aplikasi PCC. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumina, yang dalam
bentuk halus dan dengan adanya air, bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu biasa untuk
menghasilkan senyawa semen.

Pemanfaatan fly ash, terutama dalam beton, memiliki manfaat lingkungan yang signifikan termasuk:
(1) meningkatkan umur jalan dan struktur beton dengan meningkatkan daya tahan beton.
(2) pengurangan bersih dalam penggunaan energi dan gas rumah kaca dan emisi udara merugikan lainnya ketika fly ash digunakan. Hal ini digunakan untuk menggantikan atau menggantikan semen yang
diproduksi.
(3) pengurangan jumlah produk pembakaran batubara yang harus dibuang di tempat
pembuangan sampah, dan
(4) konservasi sumber daya alam dan material lainnya.

Kerja sama pemanfaatan yang kita saksikan hari ini adalah sebuah ikhtiar dan niat baik dalam menjaga
sumberdaya alam dari eksploitasi berlebih.

Program ini diharapkan dapat mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) dan memperpanjang daur hidup dari penggunaan sumber daya alam agar sumberdaya yang ada hari ini dapat terus dinikmati oleh anak cucu kita dimasa depan.

Dengan menggunakan Fly Ash, upaya ini dapat menekan CO2 / Jejak Karbon yg dihasilkan dalam
memproses / memanfaatkan Fly Ash.

Potensi pemanfaatan fly ash yang dapat dilakukan dengan Minahasa Selatan antara lain :

  1. Substitusi Bahan Baku untuk kegiatan pemadatan tanah (Material Stabilisasi Tanah).
  2. Substitusi Bahan Baku untuk kegiatan pemadatan tanah (Pembuatan Lapisan Sub-Based untuk
    kegiatan road base)
  3. Substitusi Bahan Baku pembuatan Semen Mortar untuk pekerjaan unit pasangan tidak
    bertulang dan bertulang,
  4. Subtitusi bahan baku Bahan campuran cor / rabat beton.
  5. Subtitusi bahan baku pembuatan Beton Precast / Pracetak.
  6. Subtitusi bahan baku pembuatan Paving Block, Batako, Kansteen, dan Roster.

Alternatif pemanfaatan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual Fly Ash yang sebelumnya
dianggap limbah, menjadi produk unggulan, terutama untuk pemakaian masyarakat Minahasa
Selatan.

Secara fakta maupun kisah sukses, fly ash merupakan produk yg memiliki manfaat tinggi, dan
biasa digunakan sebagai bahan baku konstruksi diluar negeri untuk pembuatan beton kualitas tinggi.

Beton kualitas tinggi yang dimaksud adalah memiliki kuat tekan yang tinggi, dan kekuatan menerima
beban tekan. Potensi lainnya adalah faba dapat menjaga kualitas beton dari lingkungan yang asam.

Pada beton biasa di lingkungan asam, biasanya terjadi korosi dan pengeroposan sehingga kehilangan
/ penurunan kuat tekan beton. Fly Ash membantu dalam pencegahan pengeroposan asam
dikarenakan dengan penggunaan fly ash permaebilitas dan porositas menjadi sangat kecil, sehingga
serangan asam dapat dicegah.

Penelitian ini lebih lanjut mencoba penambahan fly ash yang bertujuan untuk mengetahui nilai kuat
tekan beton. Dengan presentase penambahan butiran fly ash dengan kadar 20% terhadap berat
semen, serta pengaruh lingkungan asam terhadap kuat tekan beton yang menggunakan bahan
tambah fly ash, hasil penelitian menunjukan beton normal (BN) mengalami penurunan kuat tekan
yang bervariasi yaitu pada waktu 1 bulan sebesar 24,79% dan 2 bulan sebesar 30,58% dari beton
normal umur 28 hari.

sedangkan perlakuan air asam pada beton fly ash (BFA) juga mengalami penurunan kuat tekan pada waktu yang sama yaitu 1 bulan sebesar 2,61% dan 2 bulan sebesar 26,80% dari beton fly ash (BFA) umur 28 hari, di mana rasio penuruan pada beton fly ash lebih baik dibandingkan beton tanpa fly ash. Dengan demikian terlihat bahwa beton fly ash (BFA) lebih tahan terhadap serangan asam sulfat dibandingkan dengan Beton Normal (BN).

Keunggulan beton fly ash diantaranya adalah tahan dingin. Keunggulan lainnya adalah Fly ash sebagai
campuran dianggap tidak mudah menyusut sehingga beton relative lebih padat dengan permukaan
yang halus dan detail yg tajam.

Produk beton juga menjadi tidak mudah retak, permaebilitas yang rendah dan mencegah pendarahan pada beton. Hal ini dikarenakan tingkat Panas hidrasi yg rendah.

Kami berharap kesempatan ini dapat diambil oleh Pemerintah Daerah, UMKM, dan kelompok masyarakat untuk pembangunan Jalan Desa, stabilisasi lahan, road base, bahan baku bangunan (pleseteran/semen mortar), dan produk sejenis lainnya.(adve/diskominfo)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed